Kita
Jaga Punya Negara, Kuat.
Kita
jaga punya negara, Kuat. Kalimat tersebut merupakan kalimat pertama yang
menggugah hati saya begitu sampai di Desa Sadi, Atambua, Nusa Tenggara Timur.
Sebuah desa yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste. Lima hari
mengabid di Desa Sadi merupakan pengalaman ang sangat berharga bagi saya. Saya
pribadi merasa belajar banyak dari peduduk desa Sadi. Kalau pada umumnya yang
sering kita dengar adalah keluhan masyarakat, demonstrasi, ataupun aksi-aksi
yang terkadang malah terdengar memojokkan masyarakat, penduduk Desa Sadi yang
berada di garis terlusar Indonesia ini punya perspektif lain. saya ingat betul
kalimat kedua yang menggugah saya. Kaimat ini dilontarkan oleh bapak kepala
Desa Sadi
“Kita
punya presiden, Bapak Jokowi, Punya kerjaan bukan Desa Sadi ini saja.”
Seketika saya kagum
dengan pola fikir mereka yang begitu tulus. Keramahan warga desa benar-benar
menjadi candu tersendiri bagi saya. Mereka senangiasa menyapa kami, para
relawan, bahkan satu sama lain meski sesama anak-anak. Jika banyak orang yang
meng elu-elu kan bahwa Indobnesia adalah negara dengan masyarakat yang ramah,
naka di atas tanah Desa Sadi saya meng-iyakan kalimat tersebut.
Meskipun berada di daerah perbatasan yang merupakan
daerah terluar Indonesia, Desa Sadi sudah cukup mandiri. Saya bahkan kagum
dengan semangat adik-adik disana untuk melanutkan sekolah, p-adahal ketika kami
datang gedung SMA Desa Sadi baru saja diresmikan. Beberpa siswa malah datang
dari desa sebelah yang berjarak sekita enam kilometer dari sekolah tersebut.
Salah satu kendala terbesar Desa Sadi adalah air bersih.
Letak geografis desa ini membuat desa ini kesulitan mendapatkan air bersih
sehingga terpaksa berjalan ke sumur dipinggir huan untyk mendapatkan beberapa
jeregen kecil air bersih. Atau alternatif lain yang mereka punya adalah membeli
air bersih dari kota Atambua dengan harga 750.00,00 per tendonnya. Masyaallah.
Betapa saya merasa sering membuang-buang air di asrama. Overall, kegiatan pengabdian kali ini benar-benar membekas di
hati saya. Dan saya berharap akan berhasil membuka forum untuk sharing bersama
mengenai hikmah-hikmah yang bisa dibagi terutama bersama keluarga Etos Medan.
Putri Desifa Parahima Ritonga
Etoser Medan 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar